Rabu, 28 Desember 2011

Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut

Pertama, biasakan diri untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu sesudah sarapan dan sebelum tidur di malam hari. Ketika tidur, mulut tertutup dan menyebabkan air liur tidak bersirkulasi, bakteri akan berkembang biak dua kali lipat lebih banyak. Bakteri yang semakin banyak akan merusak gigi dan gusi. Oleh karena itu, sikat gigi sebelum tidur sangat penting untuk menghindari terjadinya gangguan gigi dan gusi yang lebih buruk.

Kedua, sebaiknya segera menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan yang manis dan lengket. Sisa makanan manis yang tidak segera dibersihkan menjadi penyebab utama terjadinya gigi berlubang. Begitu pula makanan yang lengket, makanan ini harus segera dibersihkan agar tidak tertimbun dan semakin sulit dibersihkan nantinya.

Ketiga, pilihlah sikat gigi yang mempunyai bulu sikat yang lembut. Bbanyak orang yang beranggapan bahwa semakin keras menyikat gigi akan semakin bersih hasilnya. Anggapan ini salah karena menyikat gigi dengan keras akan menyebabkan terkikisnya email (lapisan pelindung) gigi.

Keempat, terapkanlah cara menyikat gigi yang baik dan benar. Sikatlah gigi Anda dengan arah ke atas lalu ke bawah atau dari arah gusi ke arah ujung gigi.

Kelima, sebaiknya Anda mengganti sikat gigi Anda tiga bulan sekali atau bila bulu sikat sudah mekar. Penempatan sikat gigi pun harus diperhatikan. Letakkanlah sikat gigi di dalam kamar mandi dengan wadah tertutup atau dimasukkan ke dalam lemari di balik cermin di kamar mandi Anda untuk menghindari kontaminasi kuman dan bakteri.

Mungkin sekian dulu artikel sederhana saya mengenai bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut.Jika ada yang kurang atau teman – teman ingin menambahkan silahkan berkomentar pada artikel saya ini.Sekian informasi yang dapat saya berikan mengenai Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut.

Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Gigi tidak hanya memiliki fungsi untuk mengunyah makanan tapi juga memiliki fungsi ekstetika yang menunjang kecantikan. Karenanya, sangat perlu untuk menjaga kebersihan dan kesehatannya. Jangan sampai gigi rusak akibat kurang dijaga kebersihannya.

Kerusakan pada gigi juga dapat menimbulkan gangguan pada organ tubuh lain. Komplikasi penyakit yang menjalar ke organ lain akibat gangguan kesehatan pada gigi sering ditemukan. Untuk itu, kesehatan gigi harus benar-benar diperhatikan.

Sebaiknya merawat gigi sejak dini. Jangan menunggu gigi bermasalah baru kemudian mengunjungi dokter gigi. Gigi yang dirawat sejak dini akan lebih sehat dan bebas dari masalah-masalah dan gangguan kesehatan gigi saat kita dewasa.

Gigi yang putih belum tentu sehat. Gigi yang sehat haruslah ditunjang dengan gusi dan akar yang kuat. Sebenarnya, untuk mendapatkan gigi yang sehat, tidak membutuhkan usaha yang sulit. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut:

  • Menyikat gigi setiap sehabis makan dengan cara yang baik.
  • Usahakan menjangkau dan membersihkan seluruh permukaan gigi.
  • Menggunakan sikat gigi yang baik, yang lembut dan tak melukai gusi.
  • Menggunakan pasta gigi yang mengandung zat-zat yang diperlukan, misalnya fluoride dan kalsium.
  • Menggunakan obat kumur sehabis menggosok gigi untuk mematikan bakteri yang teringgal di sela-sela gigi.
  • Menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin serta makanan yang manis dan lengket di gigi.

Merawat Gigi Sensitif

Bila gigi terasa ngilu saat minum air dingin atau saat makan makanan asam atau manis maka gigi termasuk kategori gigi sensitif. Gigi sensitif akan lebih mudah terserang penyakit gigi. Karena itu, butuh perhatian ekstra agar gigi tidak sampai rusak. Faktor yang paling banyak menyebabkan gigi sensitif adalah :

Kebiasaan menggosok gigi yang salah. Tekanan berlebihan pada saat menggosok gigi dapat membuat gusi mengalami iritasi, menyebabkan gigi berlubang, penipisan email gigi, bahkan dapat menimbulkan kerusakan hingga ke akar gigi.

Pada kondisi mulut yang tidak sehat terdapat plak atau karang gigi yang menjadi tempat bersarangnya kuman. Karang tersebut juga lama-lama dapat mengiritasi gigi dan juga menimbulkan bau mulut.
Penumpukan sisa-sisa makanan di daerah pertemuan gigi. Lama kelamaan sisa-sisa makanan tersebut menumpuk dan lambat laun mengirisitasi gusi sehingga menyebabkan gigi keropos.

Rawat Gigi Dengan Produk HD

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Bila gigi sudah terlajur rusak, akan lebih slulit untuk mengembalikannya pada kondisi yang sehat. Mulailah merawat gigi dan mulut sejak dini. Gunakan pasta gigi yang mampu menunjang menjaga kesehatan gigi.

High-Desert Polifrez, pasta gigi berbentuk gel yang merupakan kombinasi bee propolis dan tea tree oil, dapat membantu kesehatan gigi dan mulut. Kandungan ini dapat membantu mengatasi tartar dan plak serta memberikan rasa segar pada napas.

Selain menghambat pembentukan plak, High-Desert Polifrez juga dapat membantu mengatasi gingivitis, membantu menghambat organisme berbahaya dan bakteri di dalam mulut serta membantu memutihkan gigi.


Oleh : Ronal Darwis

Rabu, 14 Desember 2011

Gingivitis



Gingivitis adalah peradangan pada gusi. dapat terjadi pada interdental papil, tepi gusi, gusi cekat, atau kombinasinya. Penyebab dari gingivitis adalah kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik, sehingga terbentuk plak dan karang gigi pada permukaan gigi yang berbatasan dengan tepi gingiva. Kuman-kuman dalam plak menghasilkan racun yang merangsang gingiva dan menyebabkan gingivitis, gingival berwarna merah dan mudah berdarah.

Ciri-ciri klinis gingivitis mencakup :
1) pendarahan pada probing;
2) perubahan warna;
3) perubahan konsistensi;
4) perubahan tekstur permukaan;
5) perubahan kontur/bentuk;
6) pembentukan saku gusi

Gingivitis adalah suatu peradangan dari gingiva yang disebabkan oleh kalkulus, kuman-kuman, sisa-sisa makanan pada gingival bebas yang merusak jaringan epithelium pada gingiva. Gingiva yang meradang hanya pada tepi gusi sampai dengan papilla dentalis disebut dengan gingivitis marginalis, gingivitis marginalis ini merupakan stadium yang paling dini dari penyakit periodontal. Peradangan gingiva ini dapat klinis dan akut.

          Gingivitis dapat diklasifikasikan menurut penyebarannya, lama, etiologi, pathogenesis dan tingkat keparahannya. Penyebarannya dapat menyeluruh, setempat, tepi dan papiler. Macam-macam gingivitis berdasarkan pada etiologi  yaitu aktinomikotik, diabetes, hormonal, leukimia, sel plasma, psoriasis, skorbutik, human immunodeficiency virus (HIV). Berdasarkan lamanya dapat akut dan kronis. Gingivitis paling sering kronis dan tidak terasa sakit,  tetapi gingivitis akut dan terasa sakit, tetapi gingivitis akut dan terasa sakit dapat menutupi keadaan kronis tersebut. Gingivitis kronis menunjukkan tepi gingiva yang membengkak, merah dengan papilla interdental menggelembung, strippling hilang ketika jaringan tepi membesar, keparahannya seringkali dinilai berdasarkan perubahan pada warna, kontur, konsistensi dan adanya pendarahan.

Macam dan tanda-tanda gingivitis
 Gingivitis merupakan tahap awal dari proses penyakit periodontal dan apabila dibiarkan akan menjadi periodontitis. Pada gingivitis akan terlihat jaringan gusi berwarna merah, gusi mudah berdarah, gusi membengkak. Akibat dari pembengkakan gusi, maka saku gusi akan tampak lebih dalam dari keadaan normal. Tanda-tanda gingivitis dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Gingivitis Marginalis acuta.
Tanda-tandanya :
1) warna merah terang;
2) papila dentalis membengkak;
3) adanya ulserativ;
4) mudah berdarah;
5) terdapat exudat
6) terasa sakit

2. Gingivitis Marginalis Kronis.
Tanda-tandanya :
1) warna merah, dan warna ini lama-kelamaan berubah warna menjadi kebiru-  biruan;
2) papila dentalis membengkak;
3) nafas terasa bau;
4) gigi goyang.

Penyebab gingivitis
Gingivitis disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer adalah bakteri plak yang menjadi pemicu terjadinya gingivitis. Faktor sekunder dibagi menjadi faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal merupakan predisposisi terjadinya akumulasi plak dan menghalangi pembersihan plak tersebut, faktor sistemik adalah  faktor yang dapat memodofikasi respon gusi terhadap iritasi lokal seperti alergi, defisiensi nutrisi, kelainan darah, hormonal, virus, dan obat-obatan.

Faktor sistemik penyebab gingivitis adalah
1)      faktor nutrisi, secara teoritis defisiensi nutrisi utama dapat mempengaruhi keadaan gingiva dan daya tahannya terhadap iritasi plak. Pada defisiensi nutrisi yang parah dan disertai dengan kebersihan gigi dan mulut yang buruk, terlihat adanya kerusakan jaringan periodontal yang berkembang cepat dan kehilangan gigi yang cukup dini;
2)      faktor genetic/keturunan
3)      faktor hormonal, perubahan hormon seksual berlangsung selama pubertas, kehamilan dan menopause, keadaan ini dapat menimbulkan perubahan jaringan gingiva yang merubah respons terhadap produk-produk plak

Penderita diabetes mellitus mengalami gangguan pada sistem kekebalan tubuh sehingga kemampuan  rongga mulut anda menjadi lemah untuk melawan infeksi, maka gusi membengkak dan menjadi merah, muncul infeksi, dan gigi tampak tidak rata dan mudah tanggal

Pencegahan gingivitis dapat dilakukan dengan cara :
1)      menghilangkan penumpukan plak dimulut dengan cara menyikat gigi secara teratur 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur;
2)      pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke pusat pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara teratur;
3)      melakukan pembersihan karang gigi secara teratur. Pencegahan gingivitis dapat dilakukan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik, menghilangkan plak dan seluruh faktor pemberat dan pengontrolan secara periodik.

Selasa, 13 Desember 2011

KELAINAN-KELAINAN PADA LIDAH

KELAINAN-KELAINAN PADA LIDAH
Lidah
àmerupakan organ yang sangat mobil, terdiri dari susunan otot yang kompleks yaitu :
1.      Muskulus ekstrinsik lidah :
F m. hyoglossus
F m. styloglossus
F m. geniolossus

Melekat longgar dengan :
F m. palatoglossus
F m. glossorpharyngeus

2.      Mulkulus intrinsik lidah :
F m. superior lingualis
F m. transversal
F m. verticalis
F m. inferior
Fungsi lidah :
Ü  Memegang / memasukkan makanan dan minuman
Ü  Menelan
Ü  Persepsi : peka temperatur, rasa, sakit
Ü  Fonasi
Ü  Respirasi : tonus ðcontrol pernapasan
Ü  Perkembangan rahang

Gambar lidah :

Fungsi papila :
{  Mengatur tekanan pada lidah
{  Mengontrol aliran darah
{  Pengecapan
Papila Filiformis
Ø  Jumlah paling banyak
Ø  Terdapat diseluruh permukaan
Ø  Epitel mengalami keratinasi
Ø  Atrofi papila karena gangguan proses oksidasi intra seluler (gangguan sistemik)
Papila fungiformis
§      Terdapat pada apex
§      Terdapat diantara papila filiformis
§      Mengalami atrofi
Papila circum valata
*      Tersusun berbentuk V yaitu di posterior
*      Jumlah 8-12 buah
*      Tidak mengalami atrofi bila ada penyakit sistemik
Papila foliata
µ  Terdapat diposterior lidah
µ  Hanya syaraf pengecap
µ  Tidak mengalami atrofi
Tongue coating
Lapisan terdiri dari :
1.       P. filiformis yang atrofi
2.      P. fungiformis yang atrofi
3.      Sisa makanan
4.      Sel spitel yang mati
5.      Bakteri
6.       Air ludah



Cara pemeriksaan lidah :
1.     Pemeriksaan bentuk dan warna lidah
·         Penderita membuka mulut tanpa menjulurkan lidah
·         Doperiksa warna pada malam hari

2.     Pemeriksaan banyaknya dan distribusi papila lidah
·       Penderita diminta menjulurkan lidah
·       Diselidiki lapisan lidah. Atrofi papila & peradangan
Pembagian keadaan lidah menurut Palma :
v  Lidah normal               : jumlah dan struktur papila normal
v  Lidah desquamasi       : jumlah P.Filiformis berkurang
jumlah P.Fungiformis normal
v Lidah atrofi                 : P.Filiformis tidak ada
P.Fungiformis berkurang

3.     Tonus lidah
Dengan cara digital / bimanual
Bila tonus lidah / anemia
Tonus lidah / intestinal sclerous
Glositis pada syphilis

4.     Lesi yang mungkin ada pada lidah
Kelainan pada lidah
§  Kelaianan karena anomaly dalam perkembangan lidah
§  Perubahan pada lapisan lidah
§  Identitas pada tepi lidah
§  Juga karena trauma
§  Black hairy tongue
§  Benigna migratory glossitis
§  Glossodynia / glosspyrosis
 

KELAINAN LIDAH

1.      KELAINAN ANOMALI DAN PERKEMBANGAN LIDAH
A.    Ankyloglossia = Tongue tie
Tidak ada / pendeknya frenulum lingue lidah, letak frenulum dekat sekali ke ujung lidah. Hal ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas.

Terbagi atas :
Ø  True tongue tie (komplit ankyloglossia)
Ø  Mild ankyloglossia, frenulum sedikit pendek
Terapi : eksisi frenulum
B.     Bifid tongue = cleft tongue
Penyatuan lidah sebagian / ujung lidah terbelah jarang dijumpai

C.     Fissure tongue yang abnormal = Scrotal tongue
Lebih kurang 10% dari penduduk
Terdapat selah-selah / fisure pada punggung lidah

Bentuk fisure  macam-macam :
-          Simetris
-          Bentuk groove / lekukan
Bisa juga sindrom keturunan : - Melkerson Losenthal Syndrome
D.    Median Rhomboid Glossitis (MRG)
Anomali pada perkembangan lidah disebabkan persistensi dari tuberculum impar.

Tanda-tandanya :
1.      Biasanya dari pria (78-80%) berumur 30-40 tahun
2.      Tak ada keluhan kecuali peradangan
3.      Berupa dataran agak meninggi / berlobus-lobus / berlekuk
4.      Tidak ditumbuhi papila
5.      Terletak digaris tangah lidah sebelah anterior à P. Circum Valalta
6.      Berbentuk belah ketupat (rhomboid)
7.      Berwarna merah tua
8.      Sering pasien cemas karena : Ca Phobi

E.     Macroglogssia / microlossia
1.      Macroglossia
Dijumpai pada cretinism dan mongolism
Terdapat pada Lymphongiotomatus dan proses Heamangioma
Merupakan faktor keturunan
Dijumpai pada pasien edontolous

Tanda-tanda : bicara lambat, berat, suara rendah
(cretinism)à tiroid
Akibatnya :
{  Terdapat diastema dari gigi
{  Maloklusi
{  Merupakan predisposisi penyakit periodontal
Terapi : langsung penyebab
2.      Microglossia : jarang dijumpai

2.      Perubahan lapisan lidah
Karena  :
*        Atrofi papila
*        Bertambah tebalnya lapisan lidah
a.       Atrofi lidah
Atrofi dari papilla filiformis dan papilla fungiformis. Papilla circum valata dan foliata tidak mengalami atrofi

Etiologi : gangguan satu / lebih enzim sistem oksidasi
Misalnya :
*        Devic vit Fe à karena gangguan enzim cytochrom
*        Devict vit B2 à gangguan co enzim Warburg’s
*        Devic nicotinic Acid à gangguan co enzim dan co enzim II
Lidah karena devisiensi :
1.      Defisiensi vit B2 :
*        Warna lidah merah ungu
*        Papilla Fungiformis atrofi, membesar dan oedem
*        Papilla Fungiformis bergranul
*        Ada identasi lidah

2.      Defisiensi Nicotinic Acid
*        Lidah atrofi
*        Merah, licin
*        Edentasi
3.      Penyakit sistemik
4.      Penderita alkoholism


b.      Bertambahnya lapisan lidah
Tongue coating pada papilla foliformis dan fungiformis karena sisa makanan, sel epitel mayi dan mikroorganisme

3.      Identitas pada pinggiran lidah
Berupa lekuk di sepanjang sisi lidah
Etiologi :
*        Kebiasaan menekan lidah pada gigi
*        Peradangan lidah : stomatitis, erythema multiform, anemia, def vit B kompleks, DM.

4.      Luka pada lidah karena trauma
Sering terjadi karena lidah terletak diantara gigi geligi.
Etiologi : trauma à jatuh, tertpukul, epilepsy, tergigit, prosedur perawatan gigi.


5.      Black hairy tongue : lingua nigra
Gambaran klinis :
*        Memanjangnya papilla filiformis
*        Ada rambut halus
*        Pigmen hitam pada lidah
*        Hiperplasi dan hyperkeratinisasi
Pseudo Black Hairy Tongue à karena makanan / obat-obatan
True Black Hairy Tongue à karena pigmen jamur warna hitam
6.      Benign migratory glossitis
Disebut juga :
·         Geographic Tongue
·         Wandering Rush
Inflamasi pada lidah yang tidak diketahui penyebabnya.
Bercak-bercak pada punggung lidah tanpa adanya papilla filiformis. Timbul dan hilangnya papilla formis belum diketahui sebabnya.
Gambaran klinis :
ü  Sepeti peta
ü  Meluas dan dapat berpindah
ü  Berupa bintik macular warna pink
ü  Sering terdapat pada anak-anak dan wanita
ü  Tidak ada keluhan Ca.phobi
Etiologi :diduga karena pengurangan enzim karatinase
7.      Glossodynia / glossopyrosis
Glossodynia à lidah terasa sakit
Glossopyrosis à lidah terasa panas/terbakar
Kedua-duanya disebabkan oleh :
*      Gangguan sistemik
*      Nutrisi
*      Psyhosomatik

                                                                                    Febri Susanti

                                                                                     (Sumber:Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut)